Pelatihan Pengolah Umbi dan Desalinasi di Ceningan

Pelatihan Pengolah Umbi dan Desalinasi di Ceningan

Hari Kamis, tanggal 21 Februari 2013. Sekitar 30 orang berkumpul di Sektretariat Sekaa Teles. Tempat ini belum selesai dibangun. Nantinya, tempat ini akan dijadikan sebagai warung sehat, untuk menjual berbagai macam hasil olahan pangan – yang tanpa menggunakan MSG, juga perasa dan pewarna sintetik. Hal penting, bahan yang diolah adalah bahan-bahan yang dihasilkan oleh para petani Sekaa Teles – Kelompok Tegalan Lestari di Desa Lembongan. Anggota kelompok ini melakukan upaya pemeliharaan atas ibu pertiwi, mengelola lahan darat pulau untuk memenuhi kebutuhan pangan dan memaknai kehidupan.

Singkong dan jagung adalah dua hal penting yang dihasilkan. Maka, keduanya menjadi potensi penting untuk bisa memenuhi kebutuhan kehidupan masyarakat akan pangan sehat, serta “mengisi” ruang di warung sehat. Tahap awal yang perlu dilakukan adalah berlatih mengolah singkong dan jagung menjadi lebih bervariasi, dengan bentuk dan warna yang menarik. Tujuannya, supaya ada banyak orang yang tertarik untuk mengkonsumsi, terutama anak-anak. Sehingga, anak-anak di Lembongan bisa mengurangi bahkan tidak lagi memakan “sampah”.

Selama tiga hari para Ibu berlatih bersama Ibu Hani dari Anak Bumi Tani – Yogyakarta mengolah singkong dan jagung dari kebun mereka. Ada delapan resep yang dipraktekkan: dadar gulung, nugget ikan, saos tomat, sirup jagung, putu ayu, puding singkong, potil, dan es krim singkong. Nyam!!! Dan inilah hasilnya.

Salah satu syarat supaya kedua jenis tanaman tersebut, dan tanaman lainnya dapat tumbuh subur adalah air. Sementara, Desa Lembongan, termasuk Ceningan sebagai pulau mempunyai keterbatasan dalam ketersediaan air tawar. Maka, air laut yang berlimpah dan air payau dari sumur galian kemudian diupayakan menjadi tawar. Selama dua hari, para Bapak berlatih bersama Pak Noldy dari Geng Motor Imut – Kupang membuat desalinator air laut, supaya bisa mempermudah kehidupan mereka, terutama untuk para Ibu. 

Alat desalinator terdiri dari dua bagian primer, yaitu bak penampung air laut berkonstruksi kuda-kuda kayu dengan bagian dasar dan dinding dari plastik/karpet karet atau cetakan fiberglass/aluminium yang dibuat berwarna hitam serta penutup penangkap uap air yang dapat terbuat dari plastik bening/kaca phyrex/mika. Antara penampung dan penutup diberi lapisan lembaran busa agar kedap udara dan mempercepat penguapan. Desain penutup dapat berbentuk piramid, kubah atau kerucut dan ini mempengaruhi bentuk bak penampung air laut. Penutup ini, kemudian diparalelkan dengan dengan bagian sekunder, yaitu pipa/corong berselang sebagai pengalir air tawar dari penutup penangkap uap air ke media penampung air tawar.

Melalui dua hal ini, diharapkan lahan darat Lembongan semakin terpelihara melalui pengelolaan yang ditujukan untuk merawat dan memelihara ibu pertiwi.

Leave a Reply

Your email address will not be published.