Books
Wisnu Press
Buku ini, selain merupakan bagian dari Program Keberlanjutan Rumah Belajar Bukit Keker, juga merupakan bagian dari Seri Kekayaan dan Pengelolaan Sumber Daya. Tiga seri sebelumnya adalah Menuju Kemandirian Pangan Nusa Penida, Menggagas Produk Barang dan Jasa Nusa Penida, serta Mengelola Sumber Energi Nusa Penida. Melalui ketiga buku tersebut, juga Pasang Surut Nusa Penida: antara Kemandirian dan Ketergantung ini diharapkan masyarakat Nusa Penida mampu mengahadapi tantangan yang saat ini dihadapi. Dalam buku ini, kemandirian dan ketergantungan sebagai pilihan hidup masyarakat di Pulau Ceningan dan Pulau Penida coba digambarkan melalui foto.
This book, apart from the Bukit Keker Learning Center Sustainability Programme, is also part of the Wealth and Resource Management Series. The previous three series were Towards Food Independence in Nusa Penida, Initiating Nusa Penida Goods and Services Products, and Managing Nusa Penida Energy Resources. Through these three books, as well as Shifting Tides of Nusa Penida: Between Independence and Dependence, it is hoped that the people of Nusa Penida will be able to face the challenges that are currently being faced. In this book, self-reliance and dependence as a life choice for people on Ceningan Island and Penida Island are described through photographs.
Keberadaan masyarakat Banjar Dukuh Sibetan terkait erat dengan kisah Jero Dukuh Sakti. Tidak ada catatan pasti periode kehidupan Jero Dukuh Sakti, namun diperkirakan pada sekitar abad ke-16 terkait dengan keberadaan Kerajaan Klungkung. Buku ini menggambarkan kewilayahan warisan Jero Dukuh Sakti dan masyarakat yang hidup di dalamnya, terutama yang terkait dengan areal dan kegiatan konservasi yang disepakati oleh masyarakat Banjar Dukuh Sibetan.
The existence on Banjar Dukuh Sibetan Community are tightly related with Jero Dukuh Sakti story. There is no precise records of the life period of Jero Dukuh Sakti, but it is estimated at around 16th century related with the existence of Klungkung Empire. This book represent areas which legacy of Jero Dukuh Sakti and community that lived in it, especially those related with areas and conservation that agreed by Banjar Dukuh Sibetan community.
Pengarang: Tantra, Dewa Komang
ISBN: 978-602-70154-2-5
Kumpulan tulisan: Semestinya, masyarakat Bali bertanya pada diri sendiri, pada naluri, atau pada nuraninya. Namun, selama ini orang Bali justru terbiasa mempercayai orang lain ketimbang diri sendiri. Dewa Komang Tantra menyampaikan sejumlah jawaban atas hal tersebut, terkait dengan ruang kehidupan masyarakat Bali.
Essay collection: Balinese should ask themselves, their instinct or their conscience. However, Balinese are more trusting of others than they are of themselves. Dewa Komang Tantra provides some answers for this problem, related to the living space of Balinese.
Pengarang: I Ketut Sumarta
ISBN: 978-602-70154-1-8
Bangli dan seluruh Bali sepatutnya menginsyafkan diri dengan merevitalisasi alur peradaban air dan peradaban aksara simultan secara serentak. Peradaban air memberi manusia bekal life skill, sedangkan peradaban aksara mencerahkan dengan kecerdasan, pengetahuan, penyadaran hakikat tujuan, makna, dan nilai hidup.
Bangli and the whole of Bali should understand the importance of revitalizing water civilization and script civilization at the same time. Water civilization provides human with life skill, while script civilization enlightens humans with intelligence, knowledge and awareness of the purpose, meaning and value of life.
Pengarang: Hendra Agustika
ISBN: 978-979-97156-9-2
Membagikan pengetahuan tentang yoga dan manfaat yoga untuk kehidupan. Juga pengetahuan mengenai tubuh menyangkut keadaan badan, makanan, dan tahapan-tahapan latihan yoga yang bisa dilakukan oleh semua orang.
Spreading the knowledge of Yoga and its benefits for life, also knowledge about the body related to condition, diet and steps of Yoga training for everyone.
Pengarang: Dewa Komang Tantra
ISBN: 978-602-70154-0-1
Merupakan sebuah pengalaman berinteraksi dengan ruang, waktu, dan patrum Bali yang sedang direcoki oleh berbagai gagasan dunia.
It is an interaction experience with space, time and Balinese conditions that intersect with many world ideas.
SVLK merupakan alat dan mekanisme untuk melakukan verifikasi keabsahan kayu yang diperdagangkan atau dipindahtangankan berdasarkan pemenuhan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sistem ini akan segera diberlakukan untuk semua produk kayu, terutama kayu untuk ekspor.
SVLK is a tool and mechanism of verification for the legalit of sale or transfer of wood, based on the compliance of existing regulations. This system will soon be applied to all wood products, especially those for export.
ISBN: 978-979-97156-3-0
Usaha ekowisata atau wisata ekologis yang dimiliki, dikelola dan diawasi, sekaligus dinikmati oleh masyarakat setempat menjadi pilihan bagi Bali DWE, sebuah asosiasi Desa Wisata Ekologis di Bali. Idealnya, buku ini menjadi inspirasi dan pegangan bagi desa lain yang juga ingin menjadi desa wisata ekologis.
The Eco-Tourism or Ecologic Tourism owned, managed and monitored, that also benefits local community is the objective of Bali DWE. It is an association of Ecological Tourism Villages in Bali. Ideally, this book may become the inspiration and guidance for other villages that want to be an eco-tourism village.
In Balinese culture, the manufacture of woven fabrics is closely related to religious traditions. The ceremonial calendar system and various rules must be adhered to. Weaving is practiced with deep taste and strict spiritual practice.
Weaving requires a series of stages: from spinning cotton, dyeing the yarn, until weaving process. It’s a very long process, full of risk of failure. For this reason, myths and taboos were created for the smooth running of the weaving process. Myths and taboos were created to maintain the sacred value of the weaving works produced. Through various rituals carried out, the weaving tradition teaches philosophical values of life. From generation to generation. The weaving tradition also includes efforts to conserve biodiversity.
Nusantara weaving works are the face of Indonesian civilization. In this book, the face of Nusantara civilization is represented by three villages in Bali: Tenganan Pagringsingan, Sidemen, and Tanglad.
Hopefully this information-rich documentation can inspire the public to better understand and appreciate the weavers and their weaving works.
Memaknai kembali perjalanan 30 tahun Yayasan Wisnusebagai sebuah organisasi lokal di Bali yang mengusung moto “Keeping Our Living Space in Balance”, bukan hal mudah. Terlalu banyak cerita suka duka yang harus dituangkan dalam sebuah buku, dan memaknai kembali sejauh mana organisasi ini memberikan dampak kepada masyarakat dampingan.
Reinterpreting the 30th-year journey of the Wisnu Foundation as a local organization in Bali with motto “Keeping Our Living Space in Balance”, is not an easy thing. There are too many stories to write in a book, and redefine this organization has had an impact on the assisted communities.
Keterbatasan lahan tidak menjadi halangan untuk “menciptakan” kawasan hijau di tengah kota. Masyarakat Desa adat Renon telah membuktikan dengan mendedikasikan lahan adatnya sebagai Taman Gumi Banten. Komik ini merupakan dokumentasi upaya masyarakat dalam melestarikan keanekaragaman hayati.
The land limitation is not an obstacle to “create” green space in the middle of the town. As the community of Desa Adat Renon proves, by providing their custom land as Taman Gumi Banten. This comic documents community efforts to conserve their biodiversity.
ISBN: 978-979-97156-7-8
Keterlibatan para pemangku kepentingan dalam rangka menjaga kelestarian dan pemanfaatan kehutanan sangat penting. Hal tersebut akan memastikan keseimbangan antara kepentingan pemerintah, industri dan masyarakat sipil, melalui kepastian sistem yang transparan dan akuntabel. Pada akhirnya, tata kelola kehutanan serta kredilitas dan akseptabilitas kayu Indo-TLAS di pasar akan meningkat.
It is highly important for the stakeholders to get involved in efforts to protect and conserve forest, creating a balance between the interests of government, industry and community, through transparent and accountable systems to increase forest governance and Indo-TLAS wood credibility and acceptability in the market.
ISBN: 978-979-97156-6-1
Kemiskinan tidak akan terjadi pada kita yang tekun berusaha. Artinya, kemiskinan kultural karena kemalasan dan kebodohan yang bersumber dari dalam diri tidak akan ada jika setiap orang tekun berusaha. Kemiskinan yang mungkin terjadi adalah kemiskinan struktural karena loba dan keserakahan sang pemimpin, baik di tingkat lokal maupun nasional, juga karena loba dan keserakahan masyarakat di sekitarnya.
Poverty will not happen to those who keep working and trying. It means, cultural poverty due to laziness and stupidity in one’s self will not exist if everyone always trying and working. The possible poverty is structural poverty due to the greed of a leader, either in a local or national level, or the greed of the people around.
TaLes dalam BALI TALES merupakan singkatan dari Tani Lestari. Saat ini, luas lahan pertanian sudah semakin menyusut dan persediaan air pun semakin kritis. Maka, sudah saatnya kita berpikir untuk melakukan pengelolaan secara lestari. Masalah penyempitan lahan pertanian dapat dikurangi dengan mengusahakan pertanian vertikal.
TaLes in BALI TALES is an acronym of Tani Lestari. Now, the area of agriculture is getting smaller and smaller and the water supply is critically low. So, now is the time to think about how to manage in sustainable way. The smaller agriculture area may be handled by vertical agriculture.
ISBN: 978-979-97156-4-7
Tidak lama lagi, hanya sepuluh tahun ke depan, yaitu pada tahun 2020, kesepakatan semua negara di dunia untuk menjalankan agenda pasar bebas resmi diberlakukan. Saat ini, ketika kesepakatan tersebut belum resmi diberlakukan, Bali telah merasakan dampaknya. Kepentingan pasarlah yang mengatur perdagangan dunia.
In 2020 all countries in the world will officially implement the agreement of free trade agenda. Now, when it’s not implemented yet, Bali has experienced the effect. It is the market interests that will progress world trade.
ISBN: 978-979-97156-5-4
Penyiapan pengelolaan hutan rakyat dan industri kecil untuk memenuhi semua persyaratan administratif dan sistem produksi yang dipersyaratkan dalam Sistem Verifikasi Legalitas Kayu ternyata membutuhkan upaya yang lebih keras dan waktu yang sedikit lebih panjang. Dukungan pemerintah daerah berupa kemudahan birokrasi perizinan dan dukungan infrastruktur kebijakan masih dibutuhkan.
The preparation of community forest management and small industries to fulfill all the administrative and production requirements in the System of Wood Legality Verification needs harder work and longer time. Support from local government, for example simplifying the permit bureaucracy and creating infrastructure support is highly needed.
Buku ini bertutur mengenai daya lenting sebuah pulau kecil yang memberikan pembuktian bahwa komunitas sanggup menghidupi pulaunya sendiri dengan kembali kepada kearifan lokal dan bersahabat dengan alamnya. Buku pembelajaran penerapan praktek-praktek ekologis dalam menghadapi derasnya pariwisata dan perubahan iklim di Nusa Penida. Pengalaman-pengalaman pendampingan masyarakat yang dilakukan oleh berbagai lembaga dan komunitas di Bali, bercerita tentang tantangan maupun strategi-strategi selama proses pendampingan masyarakat.
—-
This book talks about the resilience of a small island that demonstrated how a community is able to support its own island by returning to local wisdom and co-existing with its nature. Learning book on the application of ecological practices in dealing with the mass tourism and climate change in Nusa Penida. The experiences of community organizing carried out by various institutions and communities in Bali, tell about challenges and strategies during the community organizing process.
Buku ini merupakan hasil disertasi yang mengupas tentang identitas budaya Bali dalam tata ruang. Buku kemudian disempurnakan sebagai bahan bacaan alternative, khususnya bagi generasi muda untuk dapat memahami identitas budaya terutama budaya Bali dalam tata ruang. Buku ini diharapkan dsapat berperan dalam perencanaan masyarakat multikultur serta menginspirasi dalam mengembangkan model seperti ini di daerah lain.
This book is the result of a dissertation that examines Balinese cultural identity in spatial planning. Books are then perfected as alternative reading material, especially for the younger generation to be able to understand cultural identity, especially Balinese culture in spatial planning. It is hoped that this book will play a role in multicultural community planning and inspire the development of models like this in other regions. See also this link.