Proses Awal JED

Home / Proses Awal JED

1999 – 2004 (PROSES AWAL JED)
2004_Wisnu
Perkembangan pariwisata dan globalisasi membuat masyarakat tidak mampu berperan aktif dalam
pengambilan keputusan tentang tata ruang dan kebijakan pengelolaan sumber daya yang dimiliki, hingga muncul berbagai ancaman terhadap kelestarian lingkungan, sosial, ekonomi, dan budaya.
Pemberdayaan Masyarakat
2000_Fasilitator / Pelatihan ToT
Kegiatan awal yang banyak dilakukan sebagai bagian dari Pemberdayaan Masyarakat adalah kegiatan yang terkait dengan peningkatan kapasitas personal dan lembaga untuk pengelola program di desa. Beberapa di antaranya adalah Pelatihan untuk Fasilitator (ToT – Training of Trainers), Pelatihan Pengorganisasian Masyarakat (CO – Community Organisers), Pelatihan Pemetaan dan PRA (Participatory Rural Appraisal), Penyusunan Rencana Strategis, serta berbagai pelatihan ketrampilan jasa Ekowisata, seperti Pelatihan Pemandu dan Kuliner, juga Penataan Akomodasi dan Sanitasi.
Pemetaan Partisipatif
1999_Peta Dukuh / 2000_Kalkir
Pemetaan spasial masih dilakukan dengan teknologi sederhana, yaitu kompas dan meteran. Ada lima desa yang dipetakan dengan teknologi tersebut, yaitu Desa Adat Tenganan Pegringsingan dan Banjar Dukuh Sibetan di Karangasem, Banjar/Desa Adat Kiadan Pelaga dan Banjar Lawak Belok/Sidan di Badung. Peta- peta batas wilayah dan tematik yang dihasilkan, didukung oleh informasi sosial budaya difungsikan sebagai alat menyusun rencana kelola ruang wilayah. Pemetaan batas wilayah dan tutupan lahan juga dilakukan di Desa Sumberklampok (Buleleng) dan Desa Perancak (Jembrana).
Pengembangan Ekonomi dan Wisata Desa
2002_Warung Informasi / 2002_WayanJED
Salah satu potensi desa adalah kekayaan hasil bumi. Komoditas yang ada, seperti beras dan kopi, adalah kekayaan yang bisa dipertukarkan antardesa atau diperdagangkan sebagai bagian dari upaya meningkatkan ekonomi. Distribusi produk barang adalah juga kegiatan yang dilakukan oleh JED pada masa-masa awalnya, selain jasa Ekowisata. Namun ternyata, untuk bisa melakukannya sebagai usaha berkelanjutan memang dibutuhkan pengetahuan, keahlian, pengalaman, dan modal yang kuat. Wisnu secara kelembagaan juga mengembangkan usaha peternakan bebek, babi, sapi, juga pertanian.

Riset Sosial Budaya
Riset Perancak/Tamblingan
Kerja sama Murdoch University, terutama bersama Dr. Carol Warren sudah dilakukan sejak tahun 2004 (hingga saat ini). Riset pertama adalah tentang Peran Desa Adat dalam Penyelesaian Konflik. Kemudian pada tahun 2007 mengumpulkan informasi tentang Pengelolaan Kawasan Suci di Bali, khususnya TWA Tamblingan dan saat ini masyarakat Adat Dalem Tamblingan tergabung dalam JED (Jaringan Ekowisata Desa). Riset terpanjang dilakukan di Desa Perancak (juga tergabung dalam JED), yaitu sejak tahun 2010 hingga saat ini tentang Modal Sosial Masyarakat.