Workshop 2 Generasi

Workshop 2 Generasi

Jumat, 16 Desember 2022

“Ini Koming, mbak..” Waaaaa… 15 tahun yang lalu Koming masih kecil, masih ngedot. Dan sekarang Koming sudah kuliah. Bukan hanya Koming, ada juga Feby, Devi, Adit, dan yang lainnya. Dua puluh tahun yang lalu, orang tua mereka yang menginisiasi terbentuknya JED (Jaringan Ekowisata Desa). Saat ini, diharapkan merekalah yang akan melanjutkannya, melanjutkan pengelolaan JED sebagai upaya menjaga keseimbangan ruang kehidupan desa, untuk dapat diwariskan ke anak cucu mereka kelak. Berupaya agar keturunan mereka nantinya tetap memiliki kedaulatan atas ruang hidupnya dan mandiri dalam pengelolaannya.

Workshop 2 Generasi: Kenali dan Kenalkan Desa Kita, diikuti oleh 28 orang dari tujuh desa, 4 orang pemandu potensial, ditambah 5 orang Wisnu dan JED, serta 2 narasumber dan fasilitator. Melalui kerja sama dengan PRSGF (Pastor Delbert Rice Small Grant Fund) di Filipina, kegiatan diharapkan akan menciptakan transfer knowledge process dari rekan senior ke teman-teman muda. Kegiatan dilaksanakan selama 3 hari di Werdhapura Hotel Village Center, Sanur, difasilitasi oleh Dony Hendro Cahyono dari Perdikan Yogyakarta.

Kegiatan dimulai setelah makan malam, diawali dengan perkenalan peserta, dipimpin oleh Sari. Semua orang diminta berdiri di halaman dan membentuk lingkaran besar dan berjoget dengan iringan musik. Ketika musik berhenti, setiap orang harus mencari seseorang yang belum dikenalnya dan saling berkenalan, menanyakan nama, desa asal, makanan dan penyanyi favorit. Baru dua putaran, hujan turun dan mengharuskan peserta kembali ke restoran. Maka, perkenalan dilanjutkan di dalam ruangan, memperkenalkan teman yang duduk di sebelahnya dengan tepuk kenalan [plok plok plok] (nama saya), (nama teman sebelah). Sari mencontohkan, “Tepuk kenalan, [plok plok plok], Sari, Doni.” Maka kemudian, maskot pertemuan kami adalah SARI DONI.

Sebelum istirahat malam, peserta diminta untuk menata produk olahan pangan dan kerajinan desa yang sudah dibawa. Dukuh Sibetan, Adat Dalem Tamblingan, Perancak, Nyambu, Nusa Penida, Kiadan Pelaga, dan Tenganan Pegringsingan, ditambah Wisnu/JED/Dwe Toko. Produk olahan pangan dan kerajinan merupakan satu cara untuk mengenali dan memperkenalkan desa.

 

Sabtu, 17 Desember 2022

Waktunya memperkenalkan desa … setiap peserta harus memperkenalkan desanya melalui produk yang telah dibawa, terutama juga bagaimana membuat teman-teman dari desa lain tertarik untuk berkunjung ke desanya.

  1. Dukuh Sibetan (Puput, Adit, Puji, Devi, Pak Sujana): melalui buah salak, sari buah salak (sabusa), dan minyak kelapa, keempat peserta menceritakan bahwa Jero Dukuh Sakti sebagai leluhur masyarakat Dukuh Sibetan mewariskan empat belas jenis salak kepada keturunan Beliau.
  2. Adat Dalem Tamblingan (Era, Andra, Werdi, Willy, Gandul): keripik pisang dan keladi, kopi, abon nangka, dan t-shirt. Walaupun bukan diproduksi sendiri, t-shirt merupakan produk unggulan karena menjadi alat edukasi dan publikasi untuk masyarakat ADT.
  3. Perancak (Yoga, Anom, Putri): selain penyu, sumber daya terbesar yang ada di Perancak adalah ikan lemuru. Sumber daya ini diolah menjadi bedetan, dengan cara diberi bumbu dan dikeringkan hingga bisa disimpan lama dan siap diolah.
  4. Nyambu (Jati, Indra, Pak Satya): memperkenalkan produk sabun natural yang dibuat di Nyambu karena desa ini memiliki 67 pura, sehingga menghasilkan banyak kelapa bekas upacara yang bisa diolah menjadi minyak kelapa sebagai bahan dasar sabun.
  5. Nusa Penida (Poyok, Wira, Juna): pulau ini terkenal dengan tenun cepuk, baik yang diproduksi dengan cagcag maupun ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin). Produk lainnya yang juga menjadi unggulan adalah VCO dan teh secang.
  6. Kiadan Pelaga (Koming, Ogel): sumber daya teresar desa yang terletak pada ketinggian 1000 meter dpal ini adalah kopi arabika. Keunggulan kopi Kiadan adalah karena biji dipetik merah dan termasuk dalam Indikasi Geografis Kopi Kintamani.
  7. Tenganan Pegringsingan (Febi, Santi, Rio, Lori, Putu Wiadnyana, Pak Domplong): tentu saja, tenun gringsing adalah salah satu produk yang dikenalkan. Produk lainnya adalah kerajinan ata dan sapu lidi jaka, VCO, dan arak pakel.

Sebagai catatan, Wisnu/JED/Dwe Toko akhirnya tidak memperkenalkan secara khusus karena waktunya sudah habis.

Kegiatan dilanjutkan dengan memperkenalkan Yayasan Wisnu, sejak didirikan hingga saat ini, oleh Pak Suar sebagai salah satu pendiri dan Ketua Pembina Wisnu. Ada banyak hal penting yang dipahami oleh peserta, di antaranya yang terkait dengan masalah lingkungan dan ekologi, air sebagai sumber kehidupan, konsep keberlanjutan, dwe yang berarti kepemilikan dan desa wisata ekologis, konsep keberlanjutan, juga JED sebagai model wisata berbasis masyarakat dan lingkungan.

Perkenalan tentang JED disampaikan oleh Dega sebagai Ketua JED. Hal terpenting saat ini dari keberadaannya selama 20 tahun adalah keberlanjutan pengelolaan ekowisata di desa oleh generasi muda. Saat ini desa-desa ekowisata JED masih dikelola oleh Generasi Pertama, para pendiri JED pada 20 tahun yang lalu. Semangaaaat ..

 

Minggu, 18 Desember 2022

Lalu, selain lewat produk, bagaimana cara lain memperkenalkan desa kepada orang banyak. Mari belajar membuat video bersama Bli Gede. Cara ini dianggap sebagai salah satu cara efektif untuk memperkenalkan desa, juga bagi para pembuatnya untuk lebih mengenal desanya. Video dibuat menggunakan alat yang ada, yaitu HP. Hal terpenting sebelum mengambil gambar dengan teknik-teknik yang sudah diinfokan, adalah menyusun naskah/cerita. Para peserta juga harus menetapkan lebih dulu tujuan video yang akan diproduksi: sebagai berita, promosi, atau advokasi.

Peserta dibagi dalam lima kelompok, dan hasilnya sangat menakjubkan:

  1. Sampah di Pantai: advokasi
  2. Dilarang Merokok: advokasi
  3. Dampak Pandemi: berita
  4. Tangisan dari Pesisir: berita
  5. Sabun Natural Kamboja: promosi

Sebagai tindak lanjut workshop, setiap desa akan membuat satu video pendek tentang desanya. Video akan diproduksi selama dua bulan dan nantinya akan dipublikasikan melalui media sosial dan kanal Youtube, juga diharapkan bisa dengan nobar (nonton bareng). Mari kita tunggu kreasi video anak muda desa.

Leave a Reply

Your email address will not be published.