Olah Saji Kuliner Nusa Penida

Olah Saji Kuliner Nusa Penida

Nusa Penida sudah menjadi pusat kehidupan sejak zaman purba atau prasejarah, pada masa kebudayaan batu. Berdasarkan riset yang dilakukan di Gua Gede – Desa Pejukutan, jejak-jejak kehidupan di Nusa Penida sudah ada sejak masa megalitik, neolitik, mesolitik, bahkan paleolitik. Hasil temuan tersebut menunjukkan bahwa sejak masa purba, Nusa Penida telah menjadi pulau mandiri pangan yang dihuni oleh masyarakat pemuja alam dan leluhur, serta berfungsi sebagai tempat persinggahan para migran.

Pada masa neolitik, salah satu teknologi yang dibawa dan dikembangkan adalah teknologi pertanian. Terasering “purba” yang sudah tidak lagi digarap terhampar tersebar di sekitar Gua Gede. Jejak pertanian pada masa ini tampak melalui Batu Jijih atau Batu Moncong yang terdapat di dalam areal Pura Tunjuk Pusuh di Desa Tanglad. Jijih atau gabah dianggap sebagai sumber kehidupan, yaitu sumber pangan.

Selanjutnya, salah satu peninggalan dari masa megalitik dapat dilihat di Desa Batukandik, yaitu Pura Puseh Meranting. Pura ini menyimpan beberapa peninggalan arkeologis yang terbuat dari batu karang, di antaranya menhir, singgasana batu, arca, serta padma yang disebut Sanggar Tawang. Ornamen pada padma adalah manusia kangkang, sering digunakan pada masa prasejarah yang menggambarkan kekuatan spiritual dan magis, terutama sebagai penolak bala dan untuk mendatangkan kesuburan tanaman.

Dalam upaya mengembalikan kemandirian pangan Nusa Penida, pada hari Minggu tanggal 28 April 2024, sekelompok ibu-ibu dan anak muda Rumah Belajar Bukit Keker serta Desa Adat Tanglad mengikuti Pelatihan Pengolahan dan Penyajian Kuliner (makanan dan minuman) serta Penyusunan Rencana Bisnis. Kegiatan dilakukan bekerja sama dengan Ezzyclass.id dari Elizabeth International, dengan dukungan pendanaan dari PT Langgeng Kreasi Jayaprima (Diageo Indonesia) sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan tersebut.  

Menu yang dibuat adalah:

  1. Be sere lemo. Bahan utamanya adalah ikan, dengan bumbu bawang merah dan putih, tomat, cabai merah dan cabai rawit, terasi, daun jeruk, sere, jeruk limau, dan kaldu jamur. Potong ikan (fillet) tanpa tulang, kemudian keringkan dengan tisu/lap bersih (jangan dicuci supaya rasa dari ikan tidak hilang). Goreng ikan, jangan terlalu matang, suir dan sisihkan. Selanjutnya siapkan bumbu sere lemo, yaitu ulek/blender bawang putih, tomat, cabai merah besar, cabai rawit, terasi bakar, minyak, jangan sampai terlalu halus. Tips agar rasa dan warna sambal tidak memudar adalah dengan memblender bumbu-bumbu dengan minyak goreng. Tumis bumbu halus, masukan sereh dan daun jeruk sampai matang dan wangi. Masukkan ikan yang sudah disuir, tambahkan 1 gelas air minum, lalu tunggu sampai bumbu meresap, tambahkan kaldu jamur. Matikan api, tambahkan perasan lemo. Selain dimakan langsung, bisa juga dijadikan topping untuk ledok.
  2. Ledok. Bahan utamanya adalah beras dan jagung yang dibuat menjadi bubur, dengan campuran labu, kacang panjang nusa, dan aneka dedaunan. Sajian ledok dibuat menarik dengan topping be sere lemo, kentang iris goreng, dan sambal embe, dan sedikit minyak tandusan.  
  3. Sambal embe. Tips agar warna sambel embe menarik adalah gunakan kunyit ketika menggoreng bawang. Geprek kunyit, masukkan pada minyak goreng yang telah dipanaskan, goreng dengan api kecil. Selanjutnya masukkan bawang putih, angkat. Selanjutnya goreng bawang merah dan cabai hingga kecoklatan. 
  4. Es gendar kacang. Bahan utama adalah jaje gendar yang dibuat dari jagung tumbuk. Sebagai pelengkap adalah santan dan kacang merah, sirup kayu cang dan jahe, gula merah, kacang tanah yang dimasak dengan gula merah dan jahe, dan ditambah ice cube. Sirup kayu cang dibuat dari 3 ruas jahe, kayu secang 10 gram, gula 100 gram, dan dimasak dalam 350 ml air.

Selain makanan, olahan lainnya adalah meramu minuman, yaitu:

  • Bukit Keker spice mojito, dibuat dari jahe, jeruk nipis, jus lemon, sirup kayu cang, daun mint, arak atau soda, dan crush ice.
  • Nyurya sewana ring Bukit Keker, terdiri dari jahe, jus lemon, sirup kayu cang, dan es batu, kocok menggunakan shakker.
  • Bukit Keker ice tea, terdiri dari jus lemon, sirup jahe dan sere, secang, dan sprite

Sebagai catatan, selain memberikan warna yang menarik, secang juga berfungsi untuk menurunkan kadar alkohol dari 30%-40% menjadi sekitar 13%.

Selain berlatih mengolah serta menyajikan makanan dan minuman khas Nusa, pelatihan yang juga dilakukan adalah menyusun rencana bisnis. Kegiatan ini diikuti terutama oleh anak muda, sebagian di antaranya adalah siswa sekolah. Hal yang penting dilakukan dalam menyusun rencana bisnis adalah:

  • Latar belakang atas pilihan bisnis yang direncanakan
  • Profil usaha, di antaranya meliputi logo dan definisinya, nama produk, visi misi, analisis produk (produk utama dan turunannya), dampak produk (lingkungan, ekonomi, sosial), analisis pasar, pesaing, peluang pasar, media promosi, kekuatan-kelemahan-peluang-tantangan, dan biaya
  • Selling price maksimal 70% untuk UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah). 

Semangat untuk ibu-ibu dan teman-teman Nusa Penida.

Leave a Reply

Your email address will not be published.