Kuliner Kiadan Pelaga
Kiadan adalah sebuah banjar adat, sekaligus desa adat, terletak di Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung, Bali. Leluhur masyarakat Kiadan berasal dari Desa Awan, Bangli. Ketika terjadi peperangan dan mengalami kekalahan, ada dua belas orang yang melarikan diri ke daerah Kiadan. Namun kemudian keberadaan mereka diketahui oleh musuh, sehingga harus melarikan diri lagi, kali ini ke Desa Asah di Tabanan. Sebelum melarikan diri, mereka meninggalkan barang-barang berharga di Kiadan dengan cara ditanam ke dalam tanah.
Ketika tinggal di Desa Asah, kedua belas orang tersebut sangat disayang oleh Anak Agung dari Marga, sehingga menyebabkan kecemburuan dan iri hati, hingga fitnah, hingga akhirnya mereka dimasukkan ke dalam penjara kerajaan. Pada suatu malam, tiba-tiba muncul burung Titiran dan tiba-tiba juga semua borgol dan pintu penjara terbuka. Kesempatan itu dipergunakan untuk melarikan diri dari penjara ke dalam hutan. Pelarian diketahui oleh pihak kerajaan, dan ketika dalam pengejaran mereka sempat menemui jalan buntu karena menemui sungai yang dalam. Tiba-tiba di atas sungai muncul jejeran kayu yang dapat digunakan untuk menyeberang. Setelah kedua belasnya berhasil menyeberangi sungai, jejeran kayu berubah menjadi be Julit, hingga lolos dari kejaran pihak kerajaan.
Mereka kemudian memutuskan untuk menghadap Raja Carang Sari, memohon wilayah tempat tinggal. Raja memberikan kebebasan untuk memilih tempat tinggal. Keduabelasnya sepakat untuk kembali ke Kiadan, tempat mereka meninggalkan barang-barang berharga. Raja meluluskan permintaan tersebut, dengan batas wilayah berupa pangkung (sungai) di sebelah timur dan barat wilayah. Mereka kemudian menerima kedatangan orang lain yang ingin tinggal dan menetap di Kiadan. Lahan di wilayah Kiadan adalah hak milik masing-masing kepala keluarga, tergantung dari kerajinan dan kesanggupannya membuka hutan, tetapi tidak sampai ke tanah di atas jurang.
Wilayah Kiadan memiliki sejumlah vegetasi alam yang berupa pohon, semak atau perdu, dan tanaman yang ada di wilayah pertanian atau perkebunan. Jenis tanaman pangan yang ditanam sebagian kecil untuk kebutuhan keluarga dan selebihnya untuk dijual. Adapun tanaman pangan yang ditanam adalah padi, jagung, ketela pohon, dan sayur mayur seperti kacang panjang, sawi hijau, sawi putih, tomat, lombok, bawang, dan sayuran yang tumbuh dengan sendirinya. Sementara itu, ada juga jenis tanaman pangan yang tumbuh liar, yaitu daun saba yang tampilannya mirip dengan daun sirih.
Hari Senin, tanggal 19 Februari 2024, Yayasan Wisnu bersama 10 orang generasi muda dan ibu-ibu Kiadan Pelaga, bekerja sama dengan tim Ezzyclass.id dari Elizabeth International melaksanakan Pelatihan Pengolahan dan Penyajian Kuliner Lokal. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan anggota Kelompok Ekowisata Kiadan Pelaga dalam melaksanakan ekowisata di desanya. Pelaksanaan kegiatan ini didukung oleh PT Langgeng Kreasi Jayaprima (Diageo Indonesia) sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan tersebut.
Kegiatan dipandu oleh Chef Agung dan Mr. Yuda, mulai dari menyiapkan breakfast, main course, dan dessert yang dibuat dari kekayaan Kiadan.
- American breakfast: telur (2 buah), roti, tomat dipanggang, kentang (wedges, goreng setengah matang-angkat-goreng kembali supaya garing di luar dan lembut di dalam). Telur bisa dibuat dalam bentuk sunny side up (mata sapi, tidak dibalik), turn over (mata sapi dibalik), scramble (bisa ditambah susu supaya telurnya soft), ommelete (plain dan dengan isian bawang pre).
- Main course (nasi campur Kiadan): sate empol, ayam goreng, perkedel, gado-gado (taoge, pakis, daun labu siam) menggunakan sambal kacang
- Dessert: es buah (susun warna agar menarik), jepang compote, ketan injin
- Kiadan herbal tea: air 500 ml, gula 150 gr, jahe, sere, star anis (2 buah), cinnamon, cengkeh, dan daun saba (2-3 lembar)
Catatan:
- Straw bisa dibuat dari batang daun pepaya: potong seukuran straw, rendam garam, jemur
- Cara merebus sayuran: tambahkan air dengan sedikit garam (agar cepat mendidih), taoge direbus lebih dulu baru kemudian sayuran yang lain agar warna air tetap bening, masukkan sayuran dalam air dingin setelah direbus (agar warna tetap segar)
- Minuman sudah disuguhkan sebelum tamu datang, gelas diletakkan terbalik di atas koster.
- Mengambil piring setelah makan dari sisi kiri tamu
- Membuat minuman dimulai dari simple syrup (rebus gula dalam air)
Cara menghidangkan:
- Perhatikan hal-hal yang berbahaya: memegang pisau, menggunakan kompor
- Gunakan hairnet untuk perempuan dan topi untuk laki-laki agar rambut tidak jatuh
- Perhatikan posisi tamu sebelum menyuguhkan makanan, diberikan dari sisi kanan tamu.
Kekayaan Kiadan Pelaga bukan hanya kopi, melainkan juga aneka jenis rempah yang bisa diolah menjadi minuman untuk menghangatkan tubuh. Sangat cocok dihidangkan dan dinikmati di daerah berketinggian 1000 meter di atas permukaan laut.